Sabtu, 02 Juni 2012

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT BACA SISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT BACA SISWA


A. Pendahuluan

Sistem dan mutu pendidikan di negara kita saat ini sedang menghadapi berbagai masalah yang akhir-akhir ini selalu diungkap di beberapa media. Masalah yang paling menonjol adalah rendahnya mutu pendidikan kita sehingga masalah ini banyak mendapat sorotan, baik dari masyarakat pendidikan itu sendiri maupun masyarakat luar.

Rendahnya mutu pendidikan maka menyebabkan kualitas lulusan yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan patut dipertanyakan oleh masyarakat. Hal ini bertentangan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yakni pendidikan sebagai pilar utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha dalam rangka mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Dalam berbagai diskusi tentang pendidikan, seringkali dibahas dan disinggung mengenai mutu pendidikan. Mutu pendidikan yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Pencapaian tujuan pendidikan yang dalam hal ini pencapaian prestasi belajar peserta didik sulit tercapai jika hanya didukung oleh faktor-faktor eksternal, seperti profesionalisme guru, kelengkapan sarana belajar, keberadaan sumber belajar dan sebagainya, tanpa didukung oleh faktor-faktor internal, seperti minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari atau membaca materi yang akan maupun yang telah diberikan oleh guru. Upaya peningkatan minat belajar peserta didik difokuskan pada pelaksanaan proses belajar mengajar, dengan mengasumsikan bahwa untuk meningkatkan minat belajar, metode mengajar perlu diperbaiki dan lebih profesional. Hasil pembelajaran yang optimal dapat diperoleh bila pengelola pengajaran di sekolah dilakukan secara profesional, termasuk kemampuan para guru melakukan berbagai pendekatan yang variatif dalam mengajar sehingga peserta didik merasa tertarik dan terpanggil untuk lebih giat belajar khususnya membaca.

Secara khusus pada pelajaran membaca untuk siswa yang dipentingkan adalah melihat dan mendengarkan dengan baik bacaan yang diberikan. Kegiatan membaca siswa sangat membantu dan menunjang kegiatan belajar untuk mata pelajaran yang lain di sekolah. Berdasarkan hal tersebut, minat baca sangat berarti khususnya bagi peserta didik dalam meningkatkan pengertian, pemahaman maupun pengetahuan secara umum tentang pelajaran yang diberikan.

Secara umum bahwa salah satu sarana dan wadah dalam upaya peningkatan pengetahuan dalam rangka menguasai informasi dan perkembangan teknologi adalah kegiatan membaca. Kegiatan membaca ini merupakan penulusuran pengalaman pembelajaran melalui bahan bacaan. Manfaat dari kegiatan membaca telah banyak dikemukakan oleh para pakar, namun kegiatan membaca sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang membuat seseorang terhalang bahkan tidak melakukan kegiatan ini.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam tulisan ini dikemukakan beberapa faktor penyebab rendahnya minat baca siswa SMP, dalam hal ini akan dilihat hubungan antara motivasi belajar dengan minat baca siswa SMP.

B. Pengertian Membaca

Hodgson (Tarigan, 1994 : 7) mengatakan bahwa membaca adalah merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan satu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Jika hal ini tidak terpenuhi, maka kesan yang tersurat dan tersirat akan tertangkap atau dipahami dan proses membaca ini tidak akan terlaksana dengan baik.

Beberapa definisi tentang membaca yang dikemukakan para ahli, antara lain :

a. Membaca adalah proses psikologis untuk menentukan arti kata-kata tertulis. Membaca melibatkan penglihatan, jarak mata, pembicaraan batin, ingatan, pengetahuan mengenai kata yang dapat dipahami, dan pengalaman pembacanya (Cole dalam Wiryodijoyo, 1985 : 189).

b. Membaca adalah proses mendapatkan arti kata-kata tertulis (Heilman dalam Wiryodijoyo, 1989 : 1)

c. Membaca adalah memetik arti serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tertulis (Finachiro dan Bonomo dalam Tarigan, 1985 : 8)

d. Membaca adalah proses membentuk arti teks-teks tertulis (Anderson, Richardo dalam Wiryodijoyo, 1989 : 1)

e. Membaca adalah memetik proses membentuk arti dari teks-teks yang terkandung dalam tertulis. (Finachiro dan Bonomo dalam Tarigan, 1985 : 8)

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses berpikir yang termasuk didalamnya menceritakan, menafsirkan arti dan lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan gerak mata, pembicara batin, dan ingatan.

C. Pengertian Minat Baca

Pengertian minat pada pembahasan ini lebih diarahkan untuk memaknai pengertian minat membaca, yaitu minat yang melekat pada diri siswa untuk membaca dengan baik sebagai hasil dari suatu respon psikis. Jadi, minat yang dimaksud adalah minat untuk membaca sebagai respon yang diberikan dalam kapasitasnya sebagai siswa yang dituntut untuk senantiasa membaca. Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996) menjelaskan bahwa minat adalah perhatian kesukaan, atau kecenderungan hati kepada sesuatu, atau suatu keinginan. Jadi pengertian yang umum adalah usaha kecil menuju pelaksanaan sesuatu keinginan.

Dalam minat terdapat unsur aktif, seperti yang dikemukakan oleh Patty, (1982), yaitu:

Minat merupakan usaha aktif menuju kepada pelaksanaan suatu tujuan, dimana tujuan itu pada umumnya merupakan titik akhir dari pada gerakan menuju ke suatu arah untuk melaksanakan tujuan itu sendiri sehingga merupakan usaha dari pelaksanaan suatu tujuan.

Pengertian lain ditulis oleh Slameto (1995) bahwa minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan kepada suatu hal atau objek, atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian, minat adalah rasa ketertarikan terhadap sesuatu atau objek tertentu. Seseorang akan berminat pada suatu hal, aktivitas atau objek, jika menyukai atau mempunyai kepentingan terhadap sesuatu tersebut. Dalam hal membaca, siswa berminat untuk membaca jika merasa bahwa membaca adalah sesuatu yang penting dan bermanfaat bagi dirinya baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

Adapun pandangan lain tentang minat dijelaskan oleh Sukardi (1988) bahwa “Minat adalah perangkat mental yang dapat mengarahkan seseorang untuk sampai pada suatu pilihan”. Keberadaan minat seseorang dan kekuatannya hanya dapat dideteksi apabila sudah terwujud dalam bentuk perasaan atau sikap. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Soemanto (1980), yaitu “minat adalah sikap yang terus menerus menyertai perhatian seseorang dalam memilih objek yang menarik, perasaanlah yang menentukan aktifitas kegemaran bagi seseorang sehingga melakukan sesuatu dan motivasi tertentu yang mengarahkan perilaku ke arah sasaran atau arah tujuan yang diinginkan”.

Dari berbagai pengertian minat yang telah disebutkan di atas, terdapat sifat-sifat yang tersirat dan tersurat dalam minat sebagai berikut:

a. Diarahkan pada suatu tujuan yang berarti usaha untuk mendapatkan keharmonisan hidup.

b. Kesesuaian dengan tujuan meskipun tujuan itu tidak diketahui dan tidak dapat dicapai dengan segera.

c. Bersifat sejenis dan tidak bersifat individual.

d. Bersifat pembawaan, namun tetap dapat dikembangkan.

e. Tingkatan yang lebih tinggi dalam minat adalah kemauan, karena sudah mengarah kepada usaha menuju pelaksanaan.

Berdasarkan sifat-sifat minat tersebut, minat siswa yang dimaksudkan di sini adalah minat pada derajat kemauan. Artinya, minat siswa harus sampai kepada tingkat pelaksanaan berdasarkan kemauannya sendiri. Seluruh pengertian-pengertian tentang minat yang telah dikemukakan, maka pengertian minat yang dibahas di sini adalah minat siswa dalam belajar khususnya minat dalam membaca baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah.

Sesuai dengan pengertian minat yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada hakikatnya minat merupakan kecenderungan dan kemauan seseorang terhadap sesuatu yang menarik perhatiannya sehingga menimbulkan perasaan suka dan senang terhadap sesuatu, salah satu diantaranya adalah aktivitas membaca. Aktivitas membaca menurut Porwadarminta (1996) diartikan sebagai “melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis”.

Berdasarkan pengertian minat dan membaca maka minat membaca dapat diartikan sebagai adanya kecenderungan, perhatian dan keinginan untuk melihat tulisan atau bacaan, lebih mengetahui atau mendalami apa yang dibaca dengan baik. Minat mempunyai pengaruh yang besar terhadap membaca, karena bila bahan bacaan atau tulisan yang akan dibaca tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan membacanya dengan sepenuh hati dan perasaannya, karena tidak ada daya tarik dari bahan bacaan tersebut.

Menurut Meckel (Abd. Rahman, dkk., 1985) membedakan minat baca menjadi dua yaitu:

1. Minat baca spontan: Kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan, inisiatif pribadi sendiri tanpa terpengaruh dari pihak luar atau pihak lain.

2. Minat baca terpola ialah kegiatan membaca yang dilakukan sebagai hasil atau akibat pengaruh langsung dan disengaja melalui serangkaian tindakan dan program yang terpola, terutama kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Berdasarkan pengertian minat baca yang disebutkan di atas, maka minat pada dasarnya adalah suatu kecenderungan, keinginan, kemauan dan motivasi yang tinggi untuk senantiasa melakukan kegiatan membaca, baik yang muncul dari minat baca spontan maupun minat baca terpola.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Siswa

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tentangga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini mempengaruhi adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan untuk selalu membaca.

Dalam rangka menumbuhkan minat membaca sebagai suatu kebiasaan pada siswa, maka proses terbentuknya kebiasaan membaca memakan waktu yang cukup lama, karena proses terbentuknya minat baca seseorang selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan diatas, juga secara khusus dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:

1). Faktor sosiologis

Lingkungan rumah tangga dapat menjadi faktor pendorong dan penghambat timbulnya minat baca seseorang. Dengan tersedianya beberapa bahan bacaan dan berbagai tulisan dalam lingkungan rumah tangga akan merangsang daya visual dan motoris anak-anak untuk sekedar mengenali buku, dan untuk taraf selanjutnya akan tertarik untuk membacanya. Demikian halnya pada lingkungan sekolah dan suasana lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan akan mendorong timbulnya minat baca siswa. Lingkungan masyarakat juga dapat mendorong terciptanya siswa gemar membaca, apabila masyarakat tersebut sudah terbiasa memanfaatkan kesempatan untuk membaca, misalnya pada saat menunggu di stasiun, bus dan sebagainya. Jika siswa berada pada lingkungan sekelompok masyarakat yang gemar membaca, maka siswa tersebut juga akan tertarik dan terbiasa untuk selalu membaca.

2). Faktor psikologis

Siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya melalui bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan dan penyajiannya sesuai dengan karakter individu mereka. Berdasarkan faktor psikologis ini, maka setiap siswa memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan siswa lain. Perbedaan itu akan berpengaruhi pilihan dan minat membaca individu, sehingga setiap individu memiliki bahan bacaan sesuai dengan karakter, minat dan kepentingannya sendiri.

1. Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan untuk membaca sangat diperlukan bagi siswa dalam rangka meningkatkan minat baca. Salah tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari buku atau bahan-bahan yang tertulis lainnya. Untuk memahami suatu mata pelajaran tertentu, maka siswa dituntut untuk belajar. Informasi yang mendukung dalam belajar adalah berupa bahan-bahan yang tertulis yang mengharuskan kegiatan membaca sehingga apa yang dibutuhkan dapat tercapai.

2. Tersedianya sarana perpustakaan

Perpustakaan merupakan sarana yang mengantar siswa ke dunia yang lebih luas, sebagai media yang dapat menghubungkan segala peristiwa pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang. Keberadaan perpustakaan sangat diperlukan karena perpustakaan dapat memberikan segala kebutuhan minat siswa, khususnya minat siswa dalam membaca koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.

3. Bentuk pelayanan

Koleksi perpustakaan harus ditata rapi pada tempatnya agar lebih mudah dimanfaatkan oleh pembaca. Pelayanan yang baik akan berimplikasi pada meningkatnya minat baca siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Pelayanan yang dimaksudkan di sini adalah sikap staf perpustakaan yang ramah, berpengetahuan luas dan mempunyai sikap informasi dari setiap jenis pustaka. Pelayanan dapat dikatakan baik jika apa yang ditargetkan dari sasaran pokok dari pelayanan tercapai yaitu meningkatnya minat baca siswa.

4. Kualitas koleksi perpustakaan

Kualitas koleksi perpustakaan sangat mempengaruhi minat, kemauan dan kebiasaan siswa untuk selalu masuk perpustakaan. Jika suatu perpustakaan telah berhasil mengoleksi buku-buku bacaan berkualitas, membangun opini dan mempengaruhi siswa untuk masuk perpustakaan maka kemungkinan besar siswa akan terbiasa membaca dan pengetahuannya akan semakin bertambah.

Minat membaca merupakan salah satu karakter yang harus dibentuk dalam diri siswa karena bagaimanapun kegiatan membaca merupakan bagian penting dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut maka guru harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para siswa untuk mencari bahan-bahan bacaan yang berkualitas guna mengembangkan penguasaan bahasa dan meningkatkan pengetahuan mereka. Keaktifan membaca akan membantu anak didik dalam cara dan metode belajar yang efektif dan efisien, baik dengan berkelompok maupun secara individu.

D. Penutup

Kegiatan membaca merupakan bagian dari proses belajar yang membangun pemahaman baik dari teks yang tertulis maupun dari lingkungan belajar siswa. Hal ini berarti kegiatan membaca berkaitan erat dengan bahan-bahan bacaan, fasilitas dan lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu dapat diperkirakan bahwa terdapat hubungan positif antara lingkungan belajar dengan minat baca siswa.

Siswa dalam melakukan kegiatan membaca sangat membutuhkan dorongan, rangsangan, motivasi dan penguatan. Pemberian penguatan membaca pada siswa akan memberikan dampak positif, yaitu membuat siswa terdorong untuk mengulangi kegiatan membaca secara kontinu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diduga bahwa terdapat hubungan positif antara penguatan membaca dengan minat baca siswa.



DAFTAR PUSTAKA

Patty. 1982. Pengantar psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Poerwadarminta, W. J. S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rahman, Abd. 1985. Minat Baca SD di Jawa Timur. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta: Depdikbud.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 1989. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bina Aksara.

Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Bina Aksara.

Tarigan, 1980. Membaca I. Depdikbud. Jakarta.

Tarigan, dkk. 1985. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

Wiryodijoyo, Col. 1989. Membaca Strageti Pengantar Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.

Wiryodijoyo, Hieman. 1985. Mem


Tidak ada komentar:

Posting Komentar