KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS CERPEN DENAGN STRATEGI SQ4R DAN JIGZAW
Membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari menyimak, berbicara, dan menulis. Untuk memperoleh pemahaman yang akurat, pembaca menyimak bahan yang dibaca sambil mencatat perolehannya. Setelah itu, pembaca mengkomunikasikan hasil bacaannya secara lisan. Dengan demikian membaca merupakan keterampilan berbahasa yang saling berkaitan.
Selanjutnya Syafii (1993:25) mengatakan bahwa keterampilan membaca tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat akademi saja tetapi juga dibutuhkan oleh siapa saja yang memerlukan informasi dari media cetak. Dengan demikian membaca telah menjadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini didasarkan pada semakin banyaknya orang yang merasakan manfaat dari keterampilan membaca.
Membaca merupakan suatu proses, yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media tulis (Tarigan,2000). Perolehan pesan itu merupakan kegiatan yang menuntut keaktifan pembaca. Di dalam diri pembaca ada aktivitas berpikir. Dalam proses berpikir inilah pembaca memerlukan kemampuan dalam mengelola bahan bacaan secara kritis untuk menentukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Dengan pemahaman ini, siswa diharapkan terampil memprediksi isi teks bacaan dengan melihat judul, menilai kesesuaian judul dengan isi bacaan, menilai keutuhan gagasan, menemukan tujuan pengarang, menyusun ikhtisar, dan membuat simpulan (Nurhadi, 1996).
Sejalan dengan itu, Saksomo Dwi mengatakan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna baris-baris bacaan, makna antarbaris, dan makna di balik baris.
Kegiatan membaca kritis yang dapat dilakukan antara lain: menemukan informasi faktual, menemukan unsur urutan, unsur perbandingan, unsur sebab akibat yang tersirat, membuat kesimpulan, menemukan tujuan pengarang, membedakan opini dan fakta, menilai keutuhan antargagasan, menilai keruntutan gagasan, membuat kerangka bahan bacaan, baik makna baris-baris bacaan, makna antarbaris, dan makna di balik baris.
Membaca merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari menyimak, berbicara, dan menulis. Untuk memperoleh pemahaman yang akurat, pembaca menyimak bahan yang dibaca sambil mencatat perolehannya. Setelah itu, pembaca mengkomunikasikan hasil bacaannya secara lisan. Dengan demikian membaca merupakan keterampilan berbahasa yang saling berkaitan.
Selanjutnya Syafii (1993:25) mengatakan bahwa keterampilan membaca tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat akademi saja tetapi juga dibutuhkan oleh siapa saja yang memerlukan informasi dari media cetak. Dengan demikian membaca telah menjadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini didasarkan pada semakin banyaknya orang yang merasakan manfaat dari keterampilan membaca.
Membaca merupakan suatu proses, yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media tulis (Tarigan,2000). Perolehan pesan itu merupakan kegiatan yang menuntut keaktifan pembaca. Di dalam diri pembaca ada aktivitas berpikir. Dalam proses berpikir inilah pembaca memerlukan kemampuan dalam mengelola bahan bacaan secara kritis untuk menentukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya, melalui tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Dengan pemahaman ini, siswa diharapkan terampil memprediksi isi teks bacaan dengan melihat judul, menilai kesesuaian judul dengan isi bacaan, menilai keutuhan gagasan, menemukan tujuan pengarang, menyusun ikhtisar, dan membuat simpulan (Nurhadi, 1996).
Sejalan dengan itu, Saksomo Dwi mengatakan bahwa membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna baris-baris bacaan, makna antarbaris, dan makna di balik baris.
Kegiatan membaca kritis yang dapat dilakukan antara lain: menemukan informasi faktual, menemukan unsur urutan, unsur perbandingan, unsur sebab akibat yang tersirat, membuat kesimpulan, menemukan tujuan pengarang, membedakan opini dan fakta, menilai keutuhan antargagasan, menilai keruntutan gagasan, membuat kerangka bahan bacaan, baik makna baris-baris bacaan, makna antarbaris, dan makna di balik baris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar